Salah posisi tidur, terlalu sering mengangkat beban berat, atau jarang berolahraga kerap diidentikkan sebagai faktor penyebab nyeri punggung. Berbagai faktor dari segi fisik seringkali dianggap sebagai pemicu utama timbulnya sakit di bagian punggung. Namun tidak demikian menurut David Rogers dan Grahame Brown, fisioterapis dari Royal Orthopaedic Hospital, Birmingham, Inggris.
Dalam artikelnya yang dilansir laman Daily Mail, Rogers dan Brown menemukan mayoritas pasiennya tidak memiliki diagnosis gangguan fisik tertentu, namun telah mengonsumsi obat-obatan yang bersifat meredakan kecemasan dan depresi. Keduanya meyakini, faktor psikologis memiliki peran yang penting dalam kondisi kesehatan fisik, termasuk juga kesehatan tulang punggung. Kondisi ini disebabkan karena rasa nyeri dapat dipengaruhi oleh perubahan dalam sistem saraf, serta bagaimana tubuh dan otak bereaksi terhadap perubahan ini.
Memang, bukan berarti nyeri punggung sekedar penyakit pikiran yang mengada-ada, namun kita juga tidak dapat mengabaikan pengaruh kondisi psikis terhadap kesehatan fisik. “Bagi kami, sangat penting untuk mengetahui bahwa elemen psikis (seperti merasa gelisah ketika tubuh sedang sakit) mampu berpengaruh besar terhadap kondisi fisik,” ungkap Rogers. “Kondisi ini menciptakan rangkaian reaksi kimia dalam tubuh yang dapat meningkatkan rasa sakit secara signifikan. Ditambah dengan kecemasan, sakitnya pun akan bertambah parah.”
Maka kemudian terjadilah lingkaran siklus yang tidak ada habisnya. Jika tubuh terasa sakit lalu Anda merasa cemas, rasa nyeri pun semakin bertambah. Teori ini disebut juga dengan pendekatan biopsychosocial, yang menghubungkan kondisi biologis, psikologis, dan faktor sosial.
Elemen biologis merujuk kepada perubahan fisik yang terjadi pada sistem saraf, hormon, dan kekebalan tubuh, seperti di antaranya otot, tulang, dan sendi, yang dapat memicu terjadinya rasa nyeri yang berkelanjutan. Sehingga sekecil apapun rasa sakit yang dirasakan, jika disertai dengan stress, maka rasa sakit pun akan semakin meningkat. Selain itu, setiap kali Anda merasa stress, tubuh akan melepaskan hormon kortisol. Nyeri punggung rentan membuat kadar kortisol semakin tinggi yang berdampak pada sulit tidur, tubuh terasa Lelah, dan depresi.
“Pikiran-pikiran negatif tentang penyakit yang kita alami akan mengubah keseimbangan kimia yang terjadi di dalam otak, serta berimbas pada reaksi saraf di antara berbagai neuron berbeda,” ujar Rogers.
Sumber :
https://www.cnnindonesia.com/gaya-hidup/20160801061624-255-148274/nyeri-punggung-dapat-disebabkan-faktor-psikologis
http://www.dailymail.co.uk/health/article-3707323/Are-blighted-pain-reveal-tackling-anxiety-banish-torture-good.html