Kenali Tanda-Tanda Serangan Stroke

Serangan stroke terjadi apabila pasokan darah ke suatu bagian otak tiba-tiba terganggu. Serangan stroke harus dianggap berbahaya, karena dapat membahayakan keselamatan jiwa dan mengakibatkan kecacatan tubuh. Prinsip penanganan stroke adalah “Time is Brain”. Semakin cepat gejala stroke dikenali dan ditangani dengan tepat, semakin banyak pula jaringan otak yang bisa diselamatkan sehingga dapat menurunkan risiko kematian dan kecacatan akibat stroke. Jika Anda mendapati tanda-tanda stroke pada teman, kolega atau keluarga Anda, segera larikan ke UGD rumah sakit untuk mendapatkan pengobatan secepat mungkin.
Di negara barat, istilah serangan otak sudah dipergunakan sehari-hari sebagai pengganti istilah serangan stroke. Ini bukti bahwa di sana penyakit stroke sudah dianggap sama bahayanya dengan serangan jantung.
Tujuan pengobatan stroke di masa awal adalah menyelamatkan jiwa penderita dan menyelamatkan sel-sel otak sebanyak mungkin dengan : (1) meningkatkan distribusi darah menuju jaringan otak pada stroke penyumbatan,  atau (2) mengurangi pendarahan serta pembengkakan otak pada stroke pendarahan.

Kenali Tanda – Tanda Stroke

Sesuai arti katanya, stroke berarti terjadi secara tiba-tiba, tanpa didahului oleh tanda-tanda sebelumnya. Karena itu dalam istilah medis, stroke dinamakan dengan Cerebrovascular Accident (CVA) atau kecelakaan pada pembuluh darah otak. Kecelakaan sendiri di sini dapat diartikan sebagai “kejadian yang tidak diinginkan” dan “terjadi secara tiba-tiba”.
Berikut ini adalah pengalaman beberapa penderita dan keluarga penderita stroke saat serangan terjadi:
“Sebelumnya tidak ada tanda apa-apa, tidak sakit apa pun! Namun saat menonton TV tiba-tiba tangan kanan dan kaki kanan saya terasa kesemutan dan lemes seperti tak berdaya.” (Sumini)

“Bapak tidak pernah mengeluh apa pun sebelumnya, namun tiba-tiba merasa pusing, lumpuh separuh ketika istirahat setelah main tenis.” (Resti)

“Saya tidak merasa pusing atau panas sebelumnya, namun setelah bangun tidur tiba-tiba wajah saya mencong, bicara saya cadel dan tangan kanan saya lemah, jalan menjadi sempoyongan.(Sarah)

“Sore itu Ibu saya mandi di kamar mandi, saya tunggu tidak keluar-keluar. Saya curiga lalu saya buka pintunya,Ibu sudah tersungkur menyandar tembok. Ia tidak bisa bicara, tangan dan kaki kirinya lumpuh.” (Ida)

“Saat itu saya sedang berkebun, memindah dan menata beberapa tanaman di pot bunga. Tiba-tiba saya merasa pusing. Kemudian saya jongkok dan muntah beberapa kali, lalu tergeletak. Saya merasakan tangan dan kaki kanan saya lemas.” (Markum).

Jika Anda atau anggota keluarga Anda mengalami tanda-tanda seperti di atas, segera kunjungi rumah sakit ( UGD ) untuk mendapatkan penanganan secepatnya. Selamatkan otak sebagai aset berharga dalam hidup.

Deteksi Dengan BE FAST

Saat ini kita mengenal istilah  FAST ( Face, Arm, Speak, Time ) untuk mengidentifikasi gejala stroke, namun baru-baru ini muncul istilah BE FAST ( Balance, Eyesight, Face, Arm, Speak, Time ) untuk melengkapi FAST . BE FAST disebut dapat mendeteksi 95 persen serangan stroke.
BE FAST merupakan singkatan dalam bahasa Inggris : BE FAST (Balance = Keseimbangan, Eyes = Mata, Face = Wajah, Arms = Lengan, Speech = Bicara, Time = Waktu), berikut penjelasannya :
😵 Balance (keseimbangan)_ Apakah terdapat gangguan keseimbangan atau seperti ada keluhan pusing? Di daerah Jawa mungkin dikenal istilah pusing nggliyer dengan sensasi seperti mau jatuh. Pusing nggliyer ini dapat disertai kesemutan atau baal di sekitar mulu. 

👁Eyes (mata)_ Apakah terdapat gangguan penglihatan mendadak, satu atau kedua mata. Keluhan dapat berupa penurunan penglihatan atau gangguan lapang pandang. 

😌 Face (wajah)_Perhatikan apakah wajahnya tampak tidak simetris. Kita dapat meminta untuk tersenyum atau menggembungkan pipi, dan amati apakah tampak simetris atau tidak. 

💪Arms (lengan)_Mintalah untuk mengangkat kedua lengan lurus ke depan dan menahannya untuk beberapa detik. Kita dapat melihat apakah salah satu sisi tampak lebih turun atau tidak kuat untuk menahan lebih lama. Gejala stroke biasanya berupa hemiparese yakni kelemahan separuh anggota gerak. 

🗣 Speech (bicara)_Mintalah untuk berbicara beberapa kalimat. Amati apakah mampu berbicara jelas atau berbicara pelo/cadel? Diusahakan kalimat yang diucapkan mengandung banyak huruf R seperti: ular melingkar-lingkar di atas pagar. Selain itu amati apakah pasien memiliki kesulitan untuk berbicara atau dapat bicara namun kata-kata yang diucapkan tidak mengandung arti dan tidak dapat kita mengerti.

⏰ Time (waktu)_Pada kondisi stroke, time is brain, setiap detik sangat berharga. Bila terdapat salah satu gejala di atas, segera hubungi atau usahakan membawa pasien ke Unit Gawat Darurat (UGD) rumah sakit terdekat yang memiliki fasilitas penanganan stroke terpadu atau unit stroke.

Lupakan Mitos, Jangan Percaya HOAX

Salah satu penghambat penenganan stroke adalah mitos yang berkembang luas di dalam masyarakat dan berita-berita HOAX yang bertebaran di internet. Informasi tersebut sama sekali tidak memiliki landasan ilmiah yang kuat dan ditentang oleh dunia kedokteran.
Beberapa mitos dan berita HOAX mengenai pertolongan pertama pada serangan stroke antara lain :
Bila terjadi serangan stroke di kamar mandi/ruang tidur/ruang tamu , jangan dipindahkan ke tempat lain, karena akan percepat pecahnya pembuluh dara. 
Tusukkan ke ujung setiap jari masing-masing sampai darahnya keluar± 1-2 tetes. Kalau darahnya tidak keluar dapat diurut sampai keluar, sesudah itu korban akan sadar setelah beberapa menit kemudian. 

Jika korban mulutnya miring, tariklah kedua daun telinganya sampai merah dan langsung tusuk bagian bawah daun telinga dengan jarum steril sampai darah keluar ± 1-2 tetes. Setelah korban sadar dan mulutnya sudah pulih kembali, barulah dibawa ke dokter atau rumah sakit. 

Biasanya orang yg terkena STROKE pembuluh darahnya akan lebih cepat pecah karena goncangan dalam perjalanan ke rumah sakit atau dokter. Orang tersebut dapat tidak sadar kembali / pingsan dan biasanya akan cacat / lumpuh. 

Informasi – informasi seperti diatas bisa dibaca di berbagai blog , media sosial , atau broadcast WhatsApp. Informasi diatas bertentangan dengan prinsip time is brain sebagai fokus utama penanganan stroke untuk mencegah kematian dan kecacatan akibat stroke.