Dari peristiwa diatas, setidaknya ada dua hal penting ( yang seharusnya tidak perlu terjadi ) yang bisa kita jadikan bahan belajar dan diskusi :
- Pasien tersebut tidak diberi pemahaman yang memadai tentang perjalanan penyakit stroke dan bagaimana pemulihannya.
- Pasien tidak diberi tahu manfaat dari obat yang ia dapatkan. Pasien mengira obat yang diberikan adalah obat untuk mengembalikan gerakan tangan dan kaki kirinya yang lumpuh akibat stroke.
Selain melakukan pemeriksaan, analisa dan treatment , fisioterapis juga berperan sebagai edukator. Edukasi yang baik dapat menghindarkan kita dari memberikan harapan palsu kepada pasien. Edukasi yang baik juga tidak akan membuat pasien patah semangat.
Kecakapan kita dalam memberikan edukasi berpengaruh terhadap “penghargaan” pasien terhadap (kapasitas keilmuan) kita. Ini positif signal !
Banyak cara / metode memberikan edukasi kepada pasien dan keluarganya, selain dengan ceramah dan diskusi biasanya saya memberikan semacam artikel, gambar-gambar dan leaflet. ( Baca : Software Home Program Fisioterapi ) Beberapa atikel yang saya tulis di blog sebenernya adalah bahan edukasi untuk pasien-pasien saya. Saat ini beberapa artikel itu akan saya kumpulkan dan saya kemas menjadi satu naskah untuk saya jadikan buku dan e-book.