9 Hal yang Perlu Diketahui Tentang Mini Stroke

Transient ischemic attack (TIA) atau yang kerap dijuluki “mini stroke” adalah kondisi terjadinya penyumbatan sementara aliran darah ke otak. Penyumbatan ini terjadi karena adanya penyempitan pada pembuluh yang membawa darah otak yang disebabkan beberapa faktor, salah satunya pembekuan darah. Julukan “mini stroke” dilekatkan pada kondisi ini, karena TIA biasanya hanya berlangsung selama beberapa menit dan tidak separah stroke pada umumnya. Walau bersifat lebih ringan dibandingkan jenis stroke lainnya, TIA tidak boleh dianggap remeh. Agar terhindar dari TIA, simak beberapa informasi seputar TIA berikut ini.

  1. Membedakan TIA dengan jenis stroke lain

Terdapat dua jenis stroke yang lazim terjadi, yakni stroke iskemik dan stroke hemoragik. Stroke iskemik terjadi ketika pembuluh darah di otak mengalami penyumbatan akibat adanya pembekuan darah, sedangkan stroke hemoragik terjadi akibat adanya pembuluh darah yang bocor atau pecah. Keduanya memiliki efek jangka panjang, bahkan dapat mematikan. TIA cenderung lebih mirip dengan stroke iskemik, dimana terjadi penyumbatan pada pembuluh darah. Perbedaannya, TIA hanya berlangsung sementara.

  1. Gejala TIA sama dengan gejala stroke biasanya

TIA memangg berlangsung hanya sementara, namun gejalanya tetap sama seperti stroke pada umumnya. Untuk mengidentifikasi gejala stroke, gunakan metode FAST, yakni Face, Arms, Speech, Time. Pertama, Face, dimana pasien stroke biasanya tidak dapat tersenyum dengan baik, separuh bibirnya terlihat jatuh atau lebih rendah. Arms, yakni kesulitan mengangkat kedua tangan sama tinggi. Speech, yakni kesulitan untuk berbicara dengan baik dan cenderung sulit untuk dimengerti. Terakhir, Time, segera hubungi tim medis karena stroke menjadi bom waktu yang dapat merusak kesehatan Anda lebih jauh lagi.

  1. Waktu penyembuhan TIA lebih singkat

Setelah terjadi kondisi TIA, gumpalan darah yang menyumbat arteri kemudian akan mengalir dengan sendirinya dan disimpan di dalam otak. Inilah sebabnya mengapa di banyak kasus pasien TIA dapat sembuh total dalam sekejap. Sekali lagi, walau tidak menyebabkan efek permanen, Anda tetap perlu waspada dengan penyakit yang satu ini.

  1. TIA, tanda waspada serangan stroke yang lebih besar

Walau dijuluki “mini stroke”, Anda tetap perlu waspada dengan TIA, karena kondisi ini dapat menjadi tanda akan terjadinya stroke yang lebih parah. Menurut data National Stroke Association, lebih dari 40% pasien TIA tercatat mengalami serangan stroke lanjutan setelah mengalami TIA. Inilah sebabnya jika Anda pernah mengalami TIA, Anda perlu melaukan tindak pencegahan yang lebih serius agar tidak mengalami stroke lanjutan.

  1. Ketahui faktor bawaan yang memicu stroke

Terdapat beberapa faktor yang mampu meningkatkan risiko stroke, ada yang dapat dikendalikan, namun ada pula yang tergolong faktor bawaan dan tidak dapat dikontrol. Di antaranya riwayat stroke atau TIA, riwayat penyakit jantung, kelainan genetik, usia lanjut, serta jenis kelamin, yakni wanita terbukti berisiko lebih tinggi mengalami stroke dibandingkan pria.

  1. Hindari faktor pemicu stroke yang dapat dikendalikan

Selain faktor bawaan, stroke juga dapat dipicu oleh sejumlah faktor yang mampu Anda kendalikan. Di antaranya tekanan darah tinggi, kebiasaan merokok, diabetes, atherosclerosis, dan gaya hidup yang tidak sehat. Untuk menghindari stroke, Anda perlu menjaga pola makan dan gaya hidup yang lebih sehat, serta menghindari merokok dan mengonsumsi makanan berlebih.

  1. Ambil tindakan untuk mencegah terjadinya stroke susulan

Jika Anda pernah mengalami TIA, ada beberapa hal yang dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya stroke susulan. Beberapa di antaranya, yakni menurunkan tekanan darah tinggi melalui konsumsi obat atau mengubah gaya hidup, berhenti merokok, mengontrol diabetes lewat obat-obatan atau menjalani gaya hidup sehat. Anda juga perlu mengurangi kolesterol dan atherosclerosis melalui pengobatan atau menjaga asupan makanan.

  1. Penanganan yang fokus pada pencegahan

Penanganan pada pasien TIA cenderung bersifat pencegahan untuk mengurangi risiko terjadinya stroke susulan. Beberapa penanganan yang umum bagi pasien TIA di antaranya pemberian obat pengencer darah seperti aspirin dan warfarin untuk menekan risiko penggumpalan darah, pengobatan kolesterol jika memiliki kadar kolesterol tinggi, serta operasi untuk menghilangkan penyumbatan di pembuluh darah.

  1. Kunci bebas stroke: jalani gaya hidup sehat

Ya, inilah kunci terbesar untuk terbebas dari risiko stroke. Menjalani gaya hidup sehat, rutin berolahraga, dan menjaga asupan makanan merupakan bagian yang paling esensial untuk terhindar dari risiko stroke yang dapat mengancam nyawa Anda. Sayangi tubuh Anda dan rasakan manfaatnya