Manajemen Nyeri (Bagian 1) : Kurangi Rasa Nyeri dengan Memahami 6 Hal Ini
Tidak sedikit yang menganggap rasa nyeri itu bersumber dari jaringan tubuh yang mengalami cedera. Namun, penelitian terbaru membantah hal ini. Mengungkap bahwa sesungguhnya nyeri itu letaknya dari otak manusia.
Rasa nyeri datang setelah ada impulse sinyal dari jaringan yang mengalami luka sampai ke otak. Ketika otak menangkap impulse tersebut, barulah otak menerjemahkannya sebagai nyeri
Kenapa orang yang tersayat, tertusuk benda tajam, terbentur, jatuh, terkilir, menimbulkan rasa nyeri?
Beberapa penyakit juga ditengarai menyebabkan rasa ini. Seperti osteoarthritis, arthritis rheumatoid, atau asam urat .
Sebagai fisioterapis, saya banyak menghadapi pasien yang memiliki masalah nyeri pinggang, leher, bahu, dan lutut. Tapi dari mana asalnya rasa sakit ini?
Rasa nyeri datang setelah ada impulse sinyal dari jaringan yang mengalami luka sampai ke otak. Ketika otak menangkap impulse tersebut, barulah otak menerjemahkannya sebagai nyeri
Karena proses inilah, nyeri dianggap sebagai mekanisme protektif alamiah untuk memberikan alarm atau warning, bahwa ada bagian tubuh yang rusak dan perlu perhatian.
Derajat keparahan cedera tidak selalu berbanding lurus dengan derajat nyeri
Setiap individu memiliki pengalaman sendiri-sendiri terkait rasa nyeri. Ada orang yang mengekspresikan nyeri nan hebat, walau cederanya ringan. Sebaliknya, ada pula orang yang mengekspresikan nyeri sedang-sedang saja, meskipun cederanya parah.
Dengan menggunan MRI, X-ray, atau CT-scan, meskipun terdapat gambaran patologis (kerusakan jaringan), tidak serta merta menunjukkan penyebab nyeri.
Sebuah penelitian mengungkapkan bahwa pada setiap individu berumur 60 tahun yang tidak mengalami keluhan nyeri pinggang ditemukan: 36% mengalami herniasi diskus; 21% mengalami spinal stenosis; dan 90% lebih mengalami degenerasi diskus saat dilakukan tes diagnostik pencitraan.
Beberapa penyakit juga ditengarai menyebabkan rasa ini. Seperti osteoarthritis, arthritis rheumatoid, atau asam urat .
Sebagai fisioterapis, saya banyak menghadapi pasien yang memiliki masalah nyeri pinggang, leher, bahu, dan lutut. Tapi dari mana asalnya rasa sakit ini?
1. Berasal dari Otak
Tidak sedikit yang menganggap rasa nyeri itu bersumber dari jaringan tubuh yang mengalami cedera. Namun, penelitian terbaru membantah hal ini. Mengungkap bahwa sesungguhnya nyeri itu letaknya dari otak manusia.Rasa nyeri datang setelah ada impulse sinyal dari jaringan yang mengalami luka sampai ke otak. Ketika otak menangkap impulse tersebut, barulah otak menerjemahkannya sebagai nyeri
![]() |
sumber:
neuwriterwest.org
|
2. Tak Selalu Berbanding Lurus
Setiap individu memiliki pengalaman sendiri-sendiri terkait rasa nyeri. Ada orang yang mengekspresikan nyeri nan hebat, walau cederanya ringan. Sebaliknya, ada pula orang yang mengekspresikan nyeri sedang-sedang saja, meskipun cederanya parah.
3. MRI, X-ray, dan CT-scan
![]() |
sumber:
memorialcare.org
|
Dengan menggunan MRI, X-ray, atau CT-scan, meskipun terdapat gambaran patologis (kerusakan jaringan), tidak serta merta menunjukkan penyebab nyeri.
Sebuah penelitian mengungkapkan bahwa pada setiap individu berumur 60 tahun yang tidak mengalami keluhan nyeri pinggang ditemukan: 36% mengalami herniasi diskus; 21% mengalami spinal stenosis; dan 90% lebih mengalami degenerasi diskus saat dilakukan tes diagnostik pencitraan.