Potensi Akses Informasi Kesehatan
Namun, potensi itu menjadi tidak bermanfaat manakala tidak tersedia informasi yang dicari ataupun yang tersedia malah informasi sepotong-potong ataupun tidak valid tentang fisioterapi.
Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) menyebutkan data bahwa tahun 2014 pengguna internet di Indonesia mencapai 107 juta orang. Pada tahun 2015 diperkirakan berkembang lagi secara luas menjadi 135 juta orang. Artinya, potensi orang yang mengakses internet, termasuk informasi sangat besar. Belum lagi pengguna media social seperti Facebook dan Twitter yang mencapai angka di atas 50 juta orang—penguna FB tahun 2014 yang dilansir US Census Bereau mencapai 62 juta orang pengguna aktif.
![]() |
Jumlah Pengguna Internet di Indonesia |
Potensi tersebut tentulah sangat besar dalam pikiran
mereka yang hendak menginformasikan sesuatu di jagat maya. Dalam konteks
fisitorapi, ilmu dan profesi bidang ini tentulah juga perlu dikenalkan dan
disebarkan kepada masyarakat. Dengan demikian, masyarakat pun akan paham apa
itu fisioterapi dan kapan mereka memerlukan penanganan oleh fisioterapis.
Di sisi lain kecenderungan orang mencari informasi bidang
kesehatan melalui internet sangatlah besar kini. Namun, karena luberan
informasi yang tidak terbendung, orang bisa saja salah mendapatkan informasi
kesehatan. Alih-alih ingin sembuh dari penyakit, orang malah mendapatkan
informasi kesehatan yang menyesatkan, sekaligus menakutkan. Karena itu, memang
diperlukan pemberian informasi yang kredibel dari para profesional yang
tepercaya.
Jadi,
memang ada potensi masyarakat pengguna jasa kesehatan mencari informasi tentang
kesehatan di internet. Namun, potensi itu menjadi tidak bermanfaat manakala
tidak tersedia informasi yang dicari ataupun yang tersedia malah informasi
sepotong-potong ataupun tidak valid tentang fisioterapi.